http://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/issue/feedJurnal Bina Cipta Husada: Jurnal Kesehatan Dan Science2025-07-03T00:00:00+07:00Open Journal Systems<p>Jurnal Bina Cipta Husada: Journal of Health and Science [JBCH] is an open-access journal/article with e-ISSN 1858-4616 which contains research results in the fields of health and science, especially in the fields of midwifery, nursing, medicine, pharmacy, public health, nutrition, medical laboratory technology, pharmacy and science clumps (microbiology, immunology, physiology, biology, molecular biology, parasitology, and toxicology) or other science fields related to health.</p> <p><strong>This Journal Published Twice: In January (Issue 1), and July (Issue 2)</strong></p> <p>This Journal has been indexed by: <strong>Garuda Kemenristek DIKTI, Directory Research Journal Indexing (DRJI), OneSearch PERPUSNAS Indonesia, dan CiteFactor: Academic Scientific Journals.</strong></p>http://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/195Perbandingan Aktivitas Antibakteri Kloramfenikol Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif Secara In Silico Dan In Vitro2025-05-28T09:08:34+07:00Dian Islamiyatidian@stikesbch.ac.idFajar Husenfajarhusen001@gmail.com<p>Kloramfenikol (Kloram) adalah antibiotik spektrum luas yang memiliki kemampuan untuk melawan bakteri gram positif dan gram negatif. studi ini mempunyai tujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri kloram terhadap bakteri gram positif <em>S.aureus</em> dan gram negatif <em>E.coli</em> baik secara <strong><em>in silico</em></strong> maupun <strong><em>in vitro</em></strong>. Aktivitas antibakteri kloram terhadap berbagai spesies bakteri diuji menggunakan dua pendekatan: <strong><em>in silico</em></strong> menggunakan metode <em>docking molekuler</em> untuk memprediksi interaksi antara kloram dan target bakteri, serta <strong><em>in vitro</em></strong> dengan pengujian untuk mengukur zona hambat yang terbentuk. Hasil <strong><em>in silico</em></strong> menunjukkan bahwa kloram memiliki nilai afinitas yang lebih rendah dengan interaksi yang lebih tinggi terhadap protein IN67 pada bakteri gram positif <em>S.aureus </em>yaitu -7,6 kkal/mol, sedangkan pada bakteri gram negatif <em>E.coli </em>yaitu -6,8 kkal/mol, interaksi ini lebih lemah karena perbedaan struktur membran sel. Percobaan <em>in vitro </em>juga menunjukkan rata-rata zona hambat terhadap <em>S. aureus </em>dan <em>E. coli </em>>25 mm, dan menunjukkan bahwa kloram tergolong ke dalam antibiotik yang sangat sensitif dalam membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan negatif. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kloram memiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat terhadap bakteri gram positif dibandingkan gram negatif, yang tercermin dari hasil <strong><em>in silico</em></strong> dan <strong><em>in vitro</em></strong> yang sejalan.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Dian Islamiyati, Fajar Husenhttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/196Peran Intervensi Keperawatan Komplementer Dalam Pengelolaan Stres Pada Pasien Gagal Jantung Kronis: Tinjauan Literatur Komprehensif2025-06-10T13:01:35+07:00Rachmat Susantodoktortamhar@gmail.com<p>Gagal jantung kronis (CHF) tidak hanya menyebabkan gangguan fisiologis tetapi juga psikologis seperti stres yang berpotensi memperburuk kondisi klinis dan kualitas hidup pasien. Pendekatan komplementer dalam keperawatan menjadi strategi potensial dalam mengelola stres secara non-farmakologis. Meninjau dan menganalisis secara sistematis literatur terkait efektivitas intervensi keperawatan komplementer dalam menurunkan tingkat stres pada pasien CHF. Studi ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematik berbasis PRISMA 2020. Sumber data diperoleh dari PubMed, ScienceDirect, CINAHL, dan Google Scholar dengan rentang publikasi 2019–2024. Analisis dilakukan terhadap desain studi, jenis intervensi, populasi, alat ukur stres, serta hasil utama. Sebanyak 20 artikel memenuhi kriteria inklusi. Intervensi yang paling umum digunakan meliputi aromaterapi (lavender), terapi musik, relaksasi napas, dan akupresur. Semua intervensi menunjukkan hasil positif terhadap penurunan stres dengan nilai signifikansi statistik pada sebagian besar studi. Intervensi keperawatan komplementer memberikan efek positif dalam menurunkan stres pasien CHF. Diperlukan integrasi dalam praktik keperawatan serta studi lanjutan dengan metodologi kuat dan alat ukur standar.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Rachmat Susantohttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/198Gambaran Rasionalitas Peresepan Obat Di Apotek Prima Farma Tahun 20242025-06-12T01:24:03+07:00Molida Reza Agustinaanwar@stikesbch.ac.idAnwar Rosyadianwar@stikesbch.ac.idKresensia Stasiana Yunartianwar@stikesbch.ac.id<p>Tingginya angka penggunaan obat dalam peresepan, baik dari segi jumlah obat dalam satu resep maupun penggunaan antibiotik, menjadi isu penting dalam sektor kesehatan. Peresepan obat yang tidak rasional dapat berdampak negatif terhadap kondisi pasien, misalnya melalui pemberian obat yang tidak sesuai indikasi atau penggunaan obat secara berlebihan yang berpotensi menimbulkan efek samping pada organ tubuh lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat rasionalitas peresepan obat berdasarkan indikator dari <em>World Health Organization</em> (WHO) di wilayah Kota Purwokerto. Subjek penelitian adalah lembar resep yang masuk ke Apotek Prima Farma selama periode Januari hingga Desember 2024. Sampel yang dianalisis terdiri dari seluruh resep lengkap yang memenuhi kriteria inklusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif dengan teknik pengambilan sampel secara acak (<em>random sampling</em>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah item obat per lembar resep yang sudah sesuai adalah sebesar 94%, penggunaan obat generik sesuai Formularium Nasional (FORNAS) mencapai 46%, dan penggunaan antibiotik sebesar 60,5%. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa tidak seluruh peresepan di Apotek Prima Farma telah memenuhi kriteria rasional sesuai indikator WHO.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Molida Reza Agustina, Anwar Rosyadi, Kresensia Stasiana Yunartihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/199Aktivitas Hesperidin dan Quercetin Ekstrak Ganoderma lucidum Sebagai Inhibitor Poly (ADP-ribose) Polymerase (PARP) Dalam Mencegah DNA Repair Pada Breast Cancer: In Silico (4UND)2025-06-12T09:58:14+07:00Fajar Husenfajar@stikesbch.ac.idNuniek Ina Ratnaningtyasnuniek.ratnaningtyas@unsoed.ac.idNur Aini Hidayah Khasanahnuraini@stikesbch.ac.id<p>Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan di Indonesia. Salah satu target terapi kanker terkini adalah enzim Poly (ADP-ribose) Polymerase (PARP), yang berperan penting dalam mekanisme perbaikan DNA. Inhibisi terhadap PARP dapat menghambat proses perbaikan DNA pada sel kanker dan meningkatkan sensitivitas terhadap terapi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi senyawa hesperidin dan quercetin dari ekstrak Ganoderma lucidum sebagai inhibitor PARP melalui pendekatan in silico menggunakan protein target 4UND. Metode yang digunakan meliputi penambatan molekuler (<em>molecular docking</em>) dengan AutoDock Vina untuk mengamati afinitas dan interaksi ligan terhadap situs aktif PARP. Hasil simulasi menunjukkan bahwa baik hesperidin maupun quercetin memiliki afinitas ikatan yang signifikan terhadap enzim PARP, dengan nilai <em>binding affinity</em> masing-masing terhadap chain A PARP sebesar -7.5 (hesperidin) dan -9.5 kcal/mol (quercetin) dan pada chain B PARP sebesar -6.9 (hesperidin) dan 7.7 (quercetin). Dengan demikian senyawa tersebut memiliki potensi aktivitas inihbisi yang tinggi dengan binding affinity yang rendah. Interaksi residu asam amino kunci menunjukkan potensi ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik yang relevan terhadap inhibisi enzim. Temuan ini mengindikasikan bahwa hesperidin dan quercetin berpotensi sebagai kandidat inhibitor PARP alami yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai agen kemopreventif kanker payudara. Studi lanjutan <em>in vitro </em>dan <em>in vivo</em> diperlukan untuk mengonfirmasi aktivitas biologisnya.</p>2025-07-28T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Fajar Husen, Nuniek Ina Ratnaningtyas, Nur Aini Hidayah Khasanahhttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/201Perbandingan Medication Error Pada Resep Manual Dan Resep Elektronik Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Banjarnegara2025-06-13T11:29:55+07:00Rudi Yuliantoyuliantorudi179@gmail.comKresensia Stasiana Yunartiyuliantorudi179@gmail.comAnwar Rosyadianwar@stikesbch.ac.id<p>Kesalahan dalam penulisan resep masih menjadi permasalahan yang sering terjadi di dunia kesehatan. Keakuratan dalam penulisan resep sangat penting dikarenakan untuk memastikan pengobatan yang efektif dan aman bagi pasien. Teknologi Informasi yang ada di RSU PKU Muhammadiyah Banjarnegara juga mengalami perubahan dan perkembangan, salah satunya di bidang penulisan resep, dari resep manual beralih ke resep elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan perbedaan <em>medication error</em> pada resep manual dan resep elektronik. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan desain komparatif yang akan digunakan untuk membandingkan tingkat <em>medication error</em> pada resep manual dan resep elektronik di Farmasi Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Banjarnegara. Hasil penelitian ini bahwa tingkat <em>medication error</em> pada fase prescribing resep manual sebesar 23,44% lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat <em>medication error prescribing</em> pada resep elektronik yang sebesar 7,13%. Dengan nilai signifikansi 0,009 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil uji T test. Penggunaan resep elektronik juga berkontribusi pada pengurangan angka kesalahan pengobatan dalam penulisan resep, sehingga efektif untuk diterapkan dalam pelayanan kefarmasian.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Rudi Yulianto, Kresensia Stasiana Yunarti, Anwar Rosyadihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/202Identifikasi Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) di Kabupaten Banyumas melalui Skrining Fitokimia2025-06-14T02:07:23+07:00Sri Royanisriroyani@stikesbch.ac.idSri Suci Yuliyantisriroyani@stikesbch.ac.id<p style="margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: 10.0pt;">Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining fitokimia terhadap rimpang kunyit (<em>Curcuma longa</em> L.) yang berasal dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, guna mengidentifikasi keberadaan golongan senyawa metabolit sekunder. Metode skrining yang digunakan meliputi uji kualitatif berdasarkan reaksi warna dan pengendapan dengan pereaksi spesifik untuk alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Sampel rimpang kunyit diekstraksi menggunakan etanol, dan ekstrak yang diperoleh kemudian diuji. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit dari Banyumas secara positif mengandung semua golongan senyawa yang diuji. Keberadaan alkaloid dikonfirmasi melalui terbentuknya endapan pada uji Mayer, Wagner, dan Dragendorff. Flavonoid teridentifikasi dari perubahan warna menjadi jingga pada uji Shinoda dengan penambahan magnesium dan HCl pekat. Uji tanin menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna hijau kehitaman setelah penambahan FeCl<sub>3</sub>. Sementara itu, saponin terdeteksi dengan terbentuknya busa stabil setelah pengocokan. Temuan ini mengindikasikan bahwa rimpang kunyit dari Banyumas kaya akan beragam metabolit sekunder yang berpotensi memiliki aktivitas biologis. Hasil skrining fitokimia ini menjadi dasar awal yang penting untuk penelitian lebih lanjut terkait isolasi, karakterisasi, dan pengujian aktivitas farmakologis senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam kunyit lokal Banyumas.</span></p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Sri Royani, Sri Suci Yuliyantihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/204Evaluasi Sistem Penerimaan Dan Penyimpanan Obat Di Apotek X Purwokerto2025-06-15T05:35:26+07:00Kusuma Digit Ramaliihdeviandianiputri13@gmail.comDevi Andiani Putrideviandianiputri13@gmail.comKresensia Stasiana Yunartikresensia@stikesbch.ac.idSiti Asadu Sofiahsitiasadu@stikesbch.ac.idEdwar Randi Wibowodeviandianiputri13@gmail.com<p>Penelitian ini mengevaluasi sistem penerimaan dan penyimpanan obat di Apotek X Purwokerto sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di apotek, dengan latar belakang pentingnya pengelolaan obat yang baik untuk menjamin kualitas terapi bagi pasien. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif melalui checklist, wawancara mendalam, dan dokumentasi selama tiga bulan dari Januari, Maret dan April 2025. Hasil menunjukkan bahwa sistem penerimaan obat mencapai kesesuaian 87,5% dan sistem penyimpanan obat 94,44%, keduanya dalam kategori "Sangat Baik". Proses penerimaan meliputi pencocokan nama, jumlah, jenis sediaan, serta pengecekan <em>expired date</em> dan nomor batch, Sedangkan dalam hal penyimpanan mengikuti prosedur pengaturan suhu dan sistem distribusi FIFO serta FEFO. Kesimpulannya, Apotek X Purwokerto telah memenuhi standar pelayanan kefarmasian yang ditetapkan, meskipun terdapat beberapa aspek yang perlu perbaikan. Rekomendasi meliputi evaluasi berkelanjutan dan peningkatan pelatihan staf serta penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan inventaris.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Kusuma Digit Ramaliih, Devi Andiani Putri, Kresensia Stasiana Yunarti, Siti Asadu Sofiah, Edwar Randi Wibowohttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/205Pengetahuan Ibu Balita Tentang Perilaku Makan Balita Di Desa Adisara2025-06-15T08:13:53+07:00Khusnul Khotimahkhusnul@stikesbch.ac.idUlfa Fadilla Rudatiningtyasulfa@stikesbch.ac.idNuansa Dwika Aulianuansa@stikesbch.ac.id<p>UNICEF menyatakan Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan prevalensi <em>stunting</em> yang tinggi karena masuk dalam lima besar kasus <em>stunting</em> dari 88 negara di dunia. Berdasarkan data UNICEF dan WHO angka prevalensi stunting Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data stunting, menjadikan Indonesia berada di urutan ke-5 diantara negara-negara di Asia. Berdasarkan data presentase balita <em>stunting </em>menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, Provinsi Jawa Tengah termasuk dalam 27 Provinsi dengan kategori Kronis Akut. Kabupaten Banyumas berada di urutan ke 25 di Jawa Tengah untuk kasus <em>stunting </em>dengan prevalensi <em>stunting </em>balita pada 2013 sebesar 33,49% dan terdapat penurunan tahun 2021 yaitu sebesar 21,6%. Kebijakan penanganan stunting di Kabupaten Banyumas termaktub dalam Peraturan Bupati Banyumas Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanganan Stunting Kabupaten Banyumas Tahun 2020-2023. Kesuksesan pemerintah Kabupaten Banyumas dalam menurunkan angka stunting tentunya tidak lepas dari kerjasama berbagai sektor baik sektor kesehatan maupun non-kesehatan. Besarnya kontribusi sektor non kesehatan pada intervensi gizi sensitif tentunya harus mendapatkan perhatian mengingat banyaknya lintas sektor yang terlibat dan bekerjasama dalam penanganan stunting di Kabupaten Banyumas, sehingga pada penelitian ini penulis hanya berfokus pada intervensi gizi sensitif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah ibu balita di Desa Adisara sebanyak 394 orang. Penentuan besar sampel pada penelitian ini berdasarkan teknik sampling yang digunakan yaitu <em>proportionated stratified random Sampling</em> dan diperoleh 218 sampel. Analisa data menggunakan <em>Rank Spearman (Rho). </em>Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang perilaku makan balita sebagian besar memiliki kategori pengetahuan cukup yaitu 93 orang (42,7 %), sedangkan perilaku makan pada balita sebagian besar yaitu 114 orang (52,3 %) dalam kategori perilaku sedang. Dalam hasil uji <em>Spearman Rank </em>menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku makan pada balita di Desa Adisara dengan nilai p value = 0,001< 0,05 dan nilai <em>Correlation Coefficient </em>sebesar 0,882 yang menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat antara pengetahuan ibu dengan perilaku makan pada balita.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Khusnul Khotimahhttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/208Studi Molekuler Docking Potensi Senyawa Tumbuhan Kalangkala (Litsea angulata) Sebagai Antihiperpigmentasi 2025-06-23T13:02:37+07:00Nur Aini Fadilahfadilah@stikesbch.ac.idRyan Syahputraryan@stikesbch.ac.id<p>Kalangkala merupakan tumbuhan khas Kalimantan yang termasuk dalam genus litsea pada bagian biji tanaman kalangkala (<em>Litsea angulata</em>) memiliki aktivitas antioksidan senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada biji Kalangkala (<em>Litsea angulata</em>) adalah kuersetin. Kuersetin memiliki aktivitas antioksidan melalui penghambatan jalur stres oksidatif yang berhubungan erat dengan pembentukan tirosinase yang menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi Kalangkala (<em>Litsea angulata</em>) sebagai agen inhibitor tirosinase baru dari bahan alam secara pendekatan molekuler docking. Pada tahap penelitian ini persiapan yang dilakukan meliputi persiapan reseptor dan native ligand, validasi metode docking, preparasi senyawa kuersetin, dan molekuler docking senyawa kuersetin terhadap protein uji enzim tirosinase. Hasil yang diperoleh dari docking molekuler antara Kuersetin biji Kalangkala (<em>Litsea angulata</em>) dan protein protein tirosinase memiliki nilai afinitas binding (ΔG) dan konstanta inhibisi (IC) sebesar -5.20 kcal/mol dan 154.02 µM. Interaksi ikatan hidrogen yang terbentuk pada senyawa kuersetin menunjukkan bahwa senyawa tersebut afinitas yang nilainya lebih rendah dibandingkan native ligand sehingga berpotensi sebagai agen inhibitor tirosinase baru.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Nur Aini Fadilah, Ryan Syahputrahttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/209Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas (HKSA) Anti-Kanker Senyawa Turunan Benzoxazole2025-06-23T14:08:21+07:00Ryan Syahputraryan@stikesbch.ac.idNur Aini Fadilahryanpasau@gmail.com<p>Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal yang mana sel tersebut bisa tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya bahkan menyebabkan kematian. Benzoxazole termasuk dalam kerangka senyawa yang sangat aktif secara biologis. Berbagai turunan benzoxazole yang diteliti secara ekstensif dapat memberikan aktivitas anti bakteri, anti jamur dan aktivitas anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) dari senyawa turunan benzoxazole serta membangun suatu persamaan berdasarkan HKSA. Sebanyak 14 struktur senyawa turunan benzoxazole yang memiliki aktivitas sebagai anti kanker yang akan digunakan pada penelitian ini. Pemilihan beberapa prediktor yang digunakan didasarkan atas seberapa besar pengaruh nilai dari beberapa prediktor yang mewakili parameter hidrofobik, elektronik, dan sterik yang berfungsi sebagai variabel bebas terhadap aktivitas senyawa berupa logIC<sub>50</sub> yang berfungsi sebagai variable terikat yang sebelumnya sudah dilakukan optimasi geometri dan perhitungan energi total. Untuk pengembangan model HKSA, 14 senyawa tersebut dibagi menjadi <em>training set</em> sebanyak 11 senyawa dan <em>test set</em> sebanyak 3 senyawa. Model persamaan HKSA terbaik ditentukan dari hasil analisis HKSA dengan parameter hidrofobik, elektronik dan sterik. Model persamaan yang dapat memprediksi nilai aktivitas biologis (log IC50) yang paling mendekati nilai aktivitas biologis (log IC50) eksperimen merupakan model persamaan HKSA yang terbaik. Dari analisis hasil SPSS regresi linear dengan metode <em>enter</em> diperoleh suatu persamaan HKSA Log IC<sub>50</sub> = -9.424 + (-0.963*HOMO) + (0.256*ClogP) + (0.487*logS) + (0.200*Dipole) + (0.009*Mw) dengan nilai R = 0.984, R<sup>2 </sup>= 0.969, F<sub>hitung</sub> = 31.275, F<sub>tabel</sub> = 5.050, F<sub>h</sub>/F<sub>t</sub> = 6.192 > 1. Persamaan HKSA yang diperoleh dapat dikatakan sudah cukup baik dan valid baik secara internal maupun eksternal yang kemudian persamaan tersebut kemudian bisa digunakan untuk mendapatkan senyawa baru turunan benzoxazole dengan aktivitas sitotoksik yang lebih baik dan lebih potensial.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Ryan Syahputra, Nur Aini Fadilahhttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/210Pengaruh Pijat Oketani Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea Di RSUD Cilacap2025-06-27T14:29:11+07:00Tri Endah Widi Lestaritari@stikesbch.ac.idBeby Yohana Okta Ayuningtyasbeby@stikesbch.ac.idWiji Oktanasariwiji@stikesbch.ac.id<p>Kelahiran melalui sectio caesarea dapat menjadi faktor penghambat keberhasilan menyusui, terutama pada hari-hari awal setelah melahirkan. Keterlambatan dalam memberikan ASI pada bayi dapat menyebabkan ASI menumpuk di saluran payudara dan sulit untuk dikeluarkan, yang mengakibatkan terjadinya bendungan ASI. Upaya preventif terhadap kejadian bendungan ASI dapat secara non farmakologi dengan perawatan payudara berupa yang aman bagi ibu dan bayi yaitu memberikan pijat oketani pada payudara ibu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pijat oketani terhadap pencegahan bendungan ASI ibu postpartum <em>sectio caesarea</em>. Metode penelitian menggunakan <em>pre test post test control group, </em>dengan pemilihan responden yaitu<em> purposive sampling, dengan jumlah 15 </em>responden pada kedua kelompok. Perlakuan dilakukan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah melahirkan dengan durasi pemijatan selama 20 menit satu sekali sehari pada kedua payudara. Hasil penelitian didapatkan pada kelompok pijat oketani 15 (100%) responden tidak mengalami bendungan ASI, sedangkan pada kelompok kontrol terjadi bendungan Asi pada hari kedua sebanyak 2 (13,3%) responden dan meningkat pada hari ketiga yaitu sebanyak 5 (33,3%) responden. Kesimpulan temuan ini menunjukan bahwa adanya pengaruh pijat oketani yang diberikan pada hari pertama sampai ketiga pada ibu postpartum sectio caesarea terhadap pencegahan bendungan ASI.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Tri Endah Widi Lestari, Beby Yohana Okta Ayuningtyas, Wiji Oktanasarihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/206Profil Nilai Tekanan Darah Penderita Diabetes Melitus dengan Kadar Glukosa Darah yang Tidak Terkontrol2025-06-20T00:40:15+07:00Aprilia Rakhmawatiapril.rakhmawati@gmail.com<p>Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada metabolisme, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat gangguan pada sekresi insulin, fungsi insulin, atau bahkan keduanya. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil nilai tekanan darah pada penderita DM dengan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol. Metode penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di Posbindu Masjid As-Sakinah Grendeng, Banyumas pada Mei 2025. Total sebanyak 30 responden yang menderita DM dengan kadar glukosa darah >200 mg/dL. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden mengalami hiperglikemia. Sebanyak 27% responden berada dalam kategori prahipertensi, 30% hipertensi tahap I, 10% tergolong hipertensi tahap II, dan hanya 33% yang memiliki tekanan darah dalam batas normal. Berdasarkan analisis menggunakan uji Spearman, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kadar glukosa darah dan tekanan darah sistolik (r=0,239;p=0,204) maupun diastolik (r=0,150;p=0,428). Walaupun sebagian besar penderita DM dengan glukosa darah tidak terkontrol menunjukkan peningkatan tekanan darah, secara statistik tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Oleh karena itu, pemantauan tekanan darah dan kadar glukosa secara berkala tetap menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan komplikasi lebih lanjut.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Aprilia Rakhmawatihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/211Pengaruh Demonstrasi Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Ketrampilan Ibu Dalam Pijat Bayi2025-06-30T01:27:26+07:00Sugi Purwantisugi@stikesbch.ac.id<p>Pertumbuhan dan perkembangan usia BALITA merupakan fase <em>golden period</em> yaitu pertumbuhan dan perkembangan dalam fase kecepatan paling tinggi jika dibandingkan pada periode usia lainnya. Orang tua memiliki kewajiban untuk memastikan setiap tahap petumbuhan dan perkembangan anaknya dalam kondisi optimal. Salah satu stimulus untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak adalah melalui pemijatan. Orang tua sebagai keluarga terdekat dengan anak harus mampu dan selalu memberikan stimulus untuk pencapaian tumbuh kembang yang optimal. Jenis penelitian ini adalah penelitian <em>deskriptif komparatif </em>dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Subyek penelitian adalah orang tua yang memiliki Balita kurang dari 3 tahun sejumlah 21 orang. Pengambilan data menggunakan ceklist ketrampilan pijat bayi, yang diukur secara 2 kali pengukuran sebelum dan setelah pelatihan metode demonstrasi. Analisis data <em>univariate</em> menggunakan distribusi frekuensi pada variabel ketrampilan sebelum dan sesudah pelatihan. Analisis <em>bivariate</em> menggunakan uji <em>Paired T test</em>. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai <em>mean</em> ketrampilan sebelum demonstrasi sebesar 64,14, nilai <em>mean</em> ketrampilan setelah demonstrasi sebesar 71,76. Hasil uji komparasi menunjukkan bahwa ada pengaruh demonstrasi dengan peningkatan ketrampilan ibu dalam pijat bayi yang nilai korelasi sebesar 0.458 dengan nilai signifikansi 0.000 (< 0.05).</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Sugi Purwantihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/214Karakteristik Penderita Hipertensi Di Posbindu “Beras Selawe”2025-06-30T13:00:01+07:00Tri Anasarisari@stikesbch.ac.idYuli Trisnawatiyuli@stikesbch.ac.id<p>Hipertensi disebut sebagai <em>the silent killer</em> atau pembunuh tersembunyi karena sering tidak mengakibatkan keluhan dan gejala yang khas. Menurut profil kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2023 dan 2024, terdapat kasus hipertensi pada penduduk berusia >15 tahun di Kabupaten Banyumas pada tahun 2023 sebanyak 172.022 orang dan tahun 2024 sebanyak 169.460 orang. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Bergas Waras Selawase “Beras Selawe” merupakan salah satu posbindu dibawah pembinaan Puskesmas Purwokerto Barat. Data bulan agustus 2022 sampai bulan maret 2023, jumlah orang yang mengalami hipertensi sebanyak 116 orang (37,7%). Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko pintu masuk berbagai penyakit degeneratif antara lain penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya yang berakibat pada risiko kematian. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, faktor genetik (keturunan), asupan makan, kebiasaan merokok. Penelitian ini adalah penelitian dekriptif dengan menggunakan pendekatan <em>cross sectional</em>. Variabel pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Populasi pada penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang datang ke posbindu beras selawe sebanyak 55 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas penderita hipertensi ada pada kelompok usia 36–45 sebanyak 22 orang (40%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 orang (61,8%), memiliki pendidikan terakhir diploma atau sarjana sebanyak 28 orang (50,9%), sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 21 orang (38,2%), dan mayoritas responden berada pada kategori hipertensi derajat 1 sebanyak 34 orang (61,8%).</p>2025-08-13T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Tri Anasari, Yuli Trisnawatihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/215Efektivitas Massage Effleurage Dalam Mengurangi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I2025-06-30T14:53:20+07:00Artathi Eka Suryandariartathi@stikesbch.ac.idDyah Fajarsariartathi@stikesbch.ac.id<p><em>Effleurage</em> merupakan salah satu dari empat teknik dasar <em>massage</em> komplementer sebagai suatu bentuk terapi sentuhan yang menggunakan teknik tertentu untuk merangsang relaksasi, meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot. Stimulasi <em>massage effleurage</em> dapat memicu produksi endorfin sebagai penghilang rasa sakit alami sehingga nyeri yang dirasakan ibu bersalin kala I berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efek <em>massage effleurage</em> dalam menurunkan nyeri pada ibu bersalin kala I. Metodologi penelitian yang dipakai adalah pra-eksperimental. Uji <em>Wilcoxon Signed Rank</em> non-parametrik digunakan dalam analisis bivariat untuk menentukan perubahan skor nyeri persalinan rata-rata sebelum dan sesudah <em>massage effleurage</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Bersalin Puskesmas Cilongok I dengan responden ibu bersalin kala I. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa <em>massage effleurage</em> bermanfaat untuk menurunkan rasa nyeri pada ibu bersalin kala I di Puskesmas Cilongok I Kabupaten Banyumas dengan nilai ρ sebesar 0,001. Penanganan nyeri dengan teknik <em>effleurage</em> ini tentunya menjadi peluang bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga pasien merasa puas dengan layanan yang diberikan bidan.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Artathi Eka Suryandari, Dyah Fajarsarihttp://jurnal.stikesbch.ac.id/index.php/jurnal/article/view/213Dampak Magnesium Sulfat (MgSO4) Terhadap Tekanan Darah: Tinjauan Literatur2025-06-30T11:38:57+07:00Rachmat Susantodoktortamhar@gmail.com<p>Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan pendekatan terapi yang aman dan efektif. Magnesium sulfat (MgSO₄), sebagai mineral esensial, memiliki efek vasodilatasi dan modulasi sistem saraf otonom yang berpotensi menurunkan tekanan darah. Tujuan: Artikel ini bertujuan untuk menelaah bukti ilmiah terkait dampak magnesium sulfat terhadap tekanan darah dari berbagai penelitian terkini. Metode: Studi ini menggunakan pendekatan literature review sistematis berdasarkan pedoman PRISMA. Data dikumpulkan dari PubMed, ScienceDirect, Google Scholar, dan ProQuest dengan kata kunci: “magnesium sulfate”, “blood pressure”, “hypertension”, dan “clinical trial” dalam rentang tahun 2015–2025. Sebanyak 80 artikel memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Mayoritas studi menunjukkan bahwa magnesium sulfat efektif menurunkan tekanan darah, terutama pada pasien dengan preeklamsia, krisis hipertensi, dan defisiensi magnesium. Namun, hasil kurang konsisten pada populasi hipertensi kronik. Mekanisme kerja mencakup vasodilatasi, penghambatan sistem saraf simpatis, dan regulasi elektrolit. Kesimpulan: Magnesium sulfat dapat digunakan sebagai terapi adjuvan untuk menurunkan tekanan darah pada kondisi akut tertentu. Namun, diperlukan studi lebih lanjut untuk standarisasi dosis, durasi, dan populasi penggunaannya.</p>2025-07-03T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Rachmat Susanto